Koalisi Indonesia Bersatu Rumuskan Program, Pengamat Jangan Sebatas Buying Time

- 26 Agustus 2022, 07:00 WIB
Airlangga Hartarto resmi mendaftarkan parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 10 Agustus 2022.
Airlangga Hartarto resmi mendaftarkan parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 10 Agustus 2022. /dok. Golkar/

BENGKULU TENGAH - Untuk diketahui bahwa pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi Kusman menilai langkah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menyusun visi-misi dan program koalisi dinilai cukup progresif. Namun, muncul juga dugaan bahwa upaya tersebut hanya sebatas untuk buying time.

"Itu langkah progresif demikian, tapi kalau langkah itu hanya buying time, kita takutnya anti klimaks. Akhirnya sekedar politik transaksional. Jangan sampai langkah-langkah KIB yang sampai sekarang ini kelihatannya bagus, jangan sampai menjadi anti klimaks," ujar Airlangga di Jakarta, hari ini.

Baca Juga: Akhirnya Anggota DPRD Palembang Ditetapkan Tersangka, Usai Aniaya Seorang Wanita di SPBU ini Penjelasannya

Airlangga juga menilai KIB melangkah secara progresif dengan catatan visi-misi dan program selanjutnya menjadi jalan bagi proses penjaringan calon dan pelibatan calon bersama dengan uji publik.

Untuk itu, Airlangga juga menilai sikap KIB tidak ingin terburu-buru dalam melangkah sebagai bentuk kehati-hatian. Menurutnya, KIB mempertimbangkan dan melihat arah dan proses politik sebelum memutuskan penentuan nama calon presiden (capres).

Dalam pandangan Airlangga, KIB sedang membangun, memperkuat, memperindah mesin politik terlebih dahulu. Setelah itu, barulah mereka akan melihat calon-calon yang akan tampil sejalan atau tidak dengan program tersebut. Menurutnya, kalau KIB memang berorientasi pada visi misi, maka akan lebih baik jika calon-calon yang akan dirangkul KIB juga ditampilkan dalam momen-momen politik bersama dengan publik.

Dalam pandangan Airlangga, KIB sedang membangun, memperkuat, memperindah mesin politik terlebih dahulu. Setelah itu, barulah mereka akan melihat calon-calon yang akan tampil sejalan atau tidak dengan program tersebut. Menurutnya, kalau KIB memang berorientasi pada visi misi, maka akan lebih baik jika calon-calon yang akan dirangkul KIB juga ditampilkan dalam momen-momen politik bersama dengan publik.

Baca Juga: Seorang Wanita Dipukuli Anggota DPRD Palembang Inisial MS di SPBU, ini Kronologi Lengkapnya

Kendati KIB mendahulukan program dibandingkan menjual figur nama capres, Airlangga menilai langkah KIB tidak relevan jika dibandingkan dengan pengusungan capres di Amerika. Pasalnya, partai di Indonesia sebagian besar tidak bisa sendirian mengusung capres tanpa adanya koalisi.

"Kalau Amerika itu prosesnya konvensi berbasis pada partai politik. Demorat punya konvensi sendiri, Republik juga demikian. Tapi kalau di Indonesia, model konvensi tidak relevan karena setelah konvensi dia harus membangun koalisi lagi," tegasnya.

Halaman:

Editor: Elison Parsaulian Nainggolan


Tags

Terkait

Terkini

x